Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UE Bentuk Jalur Komunikasi Khusus dengan China demi Pasok Tanah Jarang

bendera uni eropa (unsplash.com/ALEXANDRE LALLEMAND)
bendera uni eropa (unsplash.com/ALEXANDRE LALLEMAND)
Intinya sih...
  • Uni Eropa bentuk jalur komunikasi khusus dengan China
  • Pembatasan ekspor China menghambat operasi industri Eropa
  • Kesepakatan stabilisasi pasokan tanah jarang antara Uni Eropa dan China
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa membentuk jalur komunikasi khusus dengan pemerintah China guna menjamin kelancaran pasokan tanah jarang yang sangat dibutuhkan oleh industri Eropa. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi gangguan pasokan akibat pembatasan ekspor China yang mulai diberlakukan tahun ini.

Jalur khusus tersebut bertujuan mempercepat proses perizinan ekspor tanah jarang dari China ke Eropa, sekaligus meningkatkan koordinasi serta memastikan keberlanjutan produksi teknologi penting seperti kendaraan listrik dan turbin angin.

1. Pembentukan jalur khusus komunikasi Uni Eropa-China terkait pasokan tanah jarang

Enam oksida unsur tanah jarang, yaitu praseodimium, serium, lantanum, neodimium, samarium, dan gadolinium. (Peggy Greb, US department of agriculture, Public Domain, via Wikimedia Commons)
Enam oksida unsur tanah jarang, yaitu praseodimium, serium, lantanum, neodimium, samarium, dan gadolinium. (Peggy Greb, US department of agriculture, Public Domain, via Wikimedia Commons)

Komisioner Perdagangan Uni Eropa, Maroš Šefčovič menjelaskan, jalur komunikasi khusus ini adalah mekanisme terdedikasi antara Uni Eropa dan China untuk menjamin kelancaran pasokan tanah jarang. Ia menyebut, pembatasan ekspor China yang ketat sangat menghambat operasi industri Eropa.

"Melalui jalur ini, pejabat kedua belah pihak berkomitmen memprioritaskan permintaan dari bisnis Eropa dan mempercepat proses kelengkapan izin ekspor," kata Šefčovič, dilansir Yahoo Finance.

Proses pengurusan izin ini sebelumnya menyulitkan perusahaan Uni Eropa karena adanya permintaan dokumentasi yang sangat detail dan waktu proses panjang dari pihak China. Dalam percakapan dengan Menteri Perdagangan (Mendag) China, Wang Wentao, Šefčovič menegaskan, pengaturan yang buruk dalam ekspor dapat berdampak serius pada produksi manufaktur di Eropa.

2. Dampak kontrol ekspor China terhadap industri

14 negara yang terkena tarif tinggi Amerika.png
Ilustrasi ekspor-impor (unsplash.com/ CHUTTERSNAP)

China pada Oktober 2025, memperketat pengendalian ekspor tanah jarang, termasuk sistem perizinan yang membuat proses ekspor bagi perusahaan asing semakin rumit dan lambat. Sejak itu, seperlima pengajuan izin ekspor dari perusahaan Eropa belum diproses secara memadai, menyebabkan gangguan di sektor produksi seperti pembuatan kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan.

“Hal ini sangat menghambat operasional perusahaan dan tidak bisa kita terima di masa depan," kata Šefčovič, dilansir Euronews.

Selain komunikasi bilateral, Uni Eropa juga mengupayakan pengembangan pasar alternatif dengan mempercepat produksi tanah jarang dan magnet permanen di dalam kawasan Eropa, serta meningkatkan daur ulang bahan langka tersebut sebagai langkah mengurangi ketergantungan pada China.

3. Kesepakatan stabilisasi pasokan tanah jarang antara Uni Eropa dan China

Ilustrasi kesepakatan antara mitra bisnis (pexels.com/ Thirdman)
Ilustrasi kesepakatan antara mitra bisnis (pexels.com/ Thirdman)

Uni Eropa dan China pada Jumat (31/10) telah mencapai kesepakatan untuk menangguhkan pembatasan ekspor tanah jarang selama 12 bulan guna menstabilkan pasokan logam penting ini. Kesepakatan tersebut disampaikan setelah pertemuan intensif antara Šefčovič dan Menteri Wang Wentao di Brussels.

Komisaris Perdagangan Uni Eropa menyebut ini sebagai langkah tepat dan bertanggung jawab untuk menjaga perdagangan global tetap stabil di sektor yang krusial ini. Meski demikian, pembahasan untuk menciptakan sistem lisensi ekspor yang lebih dapat diandalkan bagi Uni Eropa masih berlanjut.

Šefčovič menegaskan, kedua pihak berkomitmen melanjutkan kerja sama dan peningkatan dalam implementasi kebijakan kontrol ekspor agar hubungan dagang tetap sehat dan menguntungkan kedua belah pihak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Pajak Kripto Indonesia Tembus Rp1,7 T, Ini Penyumbang Terbesarnya

08 Nov 2025, 06:00 WIBBusiness