Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya sih...

  • Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia naik 5,1 persen year on year (yoy), mencapai 427,5 miliar dolar AS atau setara Rp7.001 triliun pada Januari 2025.
  • ULN pemerintah tumbuh 5,3 persen yoy menjadi 204,8 miliar dolar AS, dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing pada SBN internasional.
  • ULN swasta tercatat sebesar 194,4 miliar dolar AS dengan kontraksi pertumbuhan sebesar 1,7 persen yoy, didominasi oleh utang jangka panjang.

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat. Posisi ULN Indonesia pada Januari 2025 tercatat sebesar 427,5 miliar dolar AS atau setara Rp7.001 triliun (asumsi kurs Rp16.380/USD).

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan laju ULN  meningkat 5,1 persen year on year (yoy), dibandingkan Desember 2024 yang tumbuh 4,2 persen yoy.

“Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral,” kata Denny dalam keterangan resmi, Senin (17/3/2025).

1. ULN pemerintah tembus 204,8 miliar dolar AS

Ilustrasi Obligasi/Surat Berharga. (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih rinci, ULN pemerintah pada Januari 2025 sebesar 204,8 miliar dolar AS atau tumbuh 5,3 persen yoy meningkat dibandingkan pertumbuhan 3,3 persen yoy pada bulan sebelumnya.

Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional, seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

"Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terus dikelola secara prudent dan efisien, alokasi pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah," jelasnya. 

 

2. ULN swasra alami kontraksi

ilustrasi utang (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada Januari 2025, posisi ULN swasta tercatat sebesar 194,4 miliar dolar AS atau mengalami kontraksi pertumbuhan yang sama dengan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 1,7 persen yoy.

Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mengalami kontraksi sebesar 2,3 persen yoy, lebih dalam dibandingkan 1,0 persen yoy pada bulan sebelumnya.

"Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 79,4 persen dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,6 persen terhadap total ULN swasta," tegasnya. 

3. ULN masih didominasi utang dengan tenor panjang

Ilustrasi pertumbuhan PAD (IDN Times/Arief Rahmat)

Denny menyatakan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 30,3 persen pada Januari 2025, dari 30,5 persen pada Desember 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,7 persen dari total ULN.

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan," ucapnya. 

Editorial Team