Bye-bye! Perdagangan RI-Tiongkok Tak Lagi Pakai Dolar AS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Indonesia dengan Tiongkok akan segera menerapkan local currency settlement (LCS). Dengan kebijakan itu, transaksi Indonesia dengan Tiongkok baik dalam perdagangan maupun investasi tak lagi menggunakan dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan LCS, maka transaksi ekspor-impor dan investasi antara kedua negara bisa menggunakan mata uang rupiah atau yuan. Hal ini akan mengurangi ketergantungan kedua negara atas dolar AS.
Baca Juga: Varian Delta Bikin Proyeksi Ekonomi RI Terkoreksi Jadi 3,5-4,3 Persen
1. Bank Indonesia sosialisasi LCS ke dunia usaha
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan saat ini kebijakan LCS memasuki tahap finalisasi, karena semua persyaratannya sudah lengkap.
"Kabar gembira bahwa seluruh persyaratan maupun teknis operasional mengenai LCS antara Tiongkok dan Indonesia sudah selesai. Bahkan juga mekanisme operasionalnya, penunjukan bank-banknya itu juga selesai sampai mekanisme-mekanisnya teknisnya semua sudah," kata Perry dalam konferensi pers virtual.
Dia mengatakan, BI juga sudah melakukan sosialisasi ke dunia usaha terkait kebijakan ini.
"Kami sudah melakukan sosialisasi LCS dengan K/L, dunia usaha, dan itu terus kita dorong untuk mendorong ekspor. Ini juga sekaligus memanfaatkan peluang ekspor kita yang sangat bagus, termasuk ekspor kita Tiongkok," ujar Perry.
2. RI sudah terapkan LCS dengan 3 negara ASEAN
Sejak 2017, Indonesia juga sudah menerapkan LCS dengan Malaysia dan Thailand. BI juga sudah melakukan kerja sama LCS dengan Filipina. Dengan demikian, transaksi ekspor-impor atau investasi dengan Malaysia, Thailand, atau Filipina tak perlu menggunakan dolar AS, tapi bisa menggunakan ringgit, baht, atau peso.
Dikutip dari situs Bank Indonesia, kerja sama LCS antara Indonesia dengan 3 negara ASEAN tersebut tertuang dalam Letter of Intent (LOI). LCS framework tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan ekonomi dan keuangan antara Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand secara lebih efisien.
Baca Juga: Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap 3,5 Persen
3. Kerja sama LCS dengan Jepang
Selain 3 negara ASEAN di atas, Indonesia sudah menggandeng Jepang dalam kerja sama LCS. Dikutip dari situs resmi KBRI Tokyo, LCS memberikan efisiensi dalam transaksi antara kedua negara.
Di akhir Juni lalu, BI mencatat nilai transaksi LCS dengan Jepang sudah mencapai 100 juta dolar AS, atau setara Rp1,44 triliun (kurs Rp14.400/dolar AS).
Baca Juga: Indonesia-Jepang Sepakat Mencari Solusi untuk Krisis Myanmar