WHO Sebut Harga Masker Melonjak 6 Kali Lipat karena Wabah Virus Corona

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengkhawatirkan harga masker yang meningkat akibat virus corona. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut harga masker bedah bahkan meningkat hingga enam kali lipat.
"Untuk masker N95 respirator meningkat tiga kali lipat. Sementara pakaian bedah meningkat dua kali lipat," kata Tedros dalam video konferensi pers WHO oleh Global News yang dilansir pada Rabu (4/3).
1. Penimbunan dan penyalahgunaan
Meningkatnya harga masker disebabkan meningkatnya permintaan atas produk masker sejak merebaknya virus corona. Tidak hanya masker, Tedros juga menyebut minimnya pasokan untuk alat media lain seperti respirator, sarung tangan, kacamata dan pelindung wajah.
"Kami khawatir bahwa negara-negara yang mampu merespons sedang dikompromikan oleh laboratorium kardiovaskular (CVL) dan meningkatnya gangguan pada pasokan global alat pelindung diri yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan, penimbunan dan penyalahgunaan," kata Tedros.
2. Manipulasi pasar

Tedros mengatakan WHO butuh waktu berbulan-bulan untuk menyiapkan stok alat medis dan mengirimnya ke negara yang membutuhkan. Hal ini terkendala manipulasi pasar di tengah tingginya permintaan.
"Minimnya persediaan bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk dikirim. Namun manipulasi pasar tersebar luas, dan sering dijual kepada penawar tertinggi," ujarnya.
WHO telah mengirimkan hampir setengah juta set alat pelindung diri ke 27 negara. "Tetapi persediaan cepat habis," imbuh Tedros.
3. Kebutuhan pasokan alat medis

WHO memperkirakan, diperlukan 89 juta masker medis akan diperlukan untuk merespons COVID-19 setiap bulan, 76 juta sarung tangan pemeriksaan, dan 1,6 juta kacamata. "WHO memiliki pedoman tentang cara merasionalisasi penggunaan alat pelindung diri di fasilitas kesehatan dan mengelola rantai pasokan secara efektif," kata Tedros.
"Kami juga bekerja sama dengan pemerintah, produsen, dan jaringan rantai pasokan pandemi untuk meningkatkan produksi dan mengamankan pasokan untuk negara-negara yang terkena dampak kritis dan berisiko," ujar Tedros menambahkan.
Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb