Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Mitos Populer tentang Passive Income, Jangan Salah Paham!

ilustrasi seorang business man (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seorang business man (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Konsep passive income sering digadang-gadang sebagai solusi untuk meraih kebebasan finansial tanpa perlu bekerja keras. Banyak orang bermimpi memiliki penghasilan yang terus mengalir meskipun mereka tidak lagi aktif bekerja.

Namun, konsep passive income sering kali disalahpahami karena kenyataannya lebih kompleks dari itu. Sebenarnya, passive income bukan tentang tidak bekerja sama sekali, melainkan tentang membangun sistem yang terus menghasilkan.

Pemahaman yang salah tentang passive income dapat menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan finansial. Agar tidak terjebak dalam kesalahpahaman, mari kita bahas beberapa mitos populer tentang passive income dan fakta dibaliknya.

1. Passive income bisa didapatkan tanpa modal

ilustrasi pria memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi pria memegang uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Banyak orang berpikir bahwa mereka bisa mendapatkan passive income tanpa mengeluarkan modal sedikit pun. Faktanya, hampir semua sumber passive income membutuhkan modal dalam berbagai bentuk, baik itu uang, waktu, atau keterampilan. Misalnya, investasi saham memerlukan modal finansial, sementara membangun blog atau channel YouTube membutuhkan investasi waktu dan usaha sebelum bisa menghasilkan pendapatan yang stabil.

Jika seseorang tidak memiliki uang sebagai modal, mereka perlu mengandalkan modal lain seperti keterampilan dan waktu. Contohnya, seseorang yang ingin mendapatkan passive income dari menulis e-book harus meluangkan waktu untuk menulis, mengedit, dan memasarkan bukunya.

Begitu juga dengan bisnis digital, yang sering kali membutuhkan investasi awal dalam bentuk peralatan atau promosi. Jadi, passive income bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan tanpa usaha atau pengorbanan.

2. Tidak perlu bekerja sama sekali

ilustrasi bermalas-malasan (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)
ilustrasi bermalas-malasan (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Istilah "passive" bukan berarti tidak ada usaha yang diperlukan. Kenyataannya, hampir semua passive income memerlukan usaha, terutama di tahap awal. Misalnya, properti memerlukan pengelolaan penyewa dan perawatan bangunan, sementara bisnis afiliasi atau dropshipping membutuhkan pemasaran yang terus berjalan agar tetap menghasilkan pendapatan.

Meskipun setelah sistemnya berjalan pendapatan bisa lebih stabil, tetap ada pekerjaan yang perlu dilakukan untuk memastikan passive income tetap berfungsi. Jika tidak dikelola dengan baik, sumber passive income bisa menurun atau bahkan menghilang. Oleh karena itu, pendapatan ini tetap memerlukan usaha, hanya saja sifatnya lebih fleksibel dibandingkan pekerjaan aktif.

3. Tidak memiliki risiko

ilustrasi seorang wanita dan uang (pexels.com/Kaboompics)
ilustrasi seorang wanita dan uang (pexels.com/Kaboompics)

Ada anggapan bahwa passive income adalah cara mendapatkan uang tanpa risiko. Faktanya, semua bentuk passive income memiliki tingkat risiko tertentu, tergantung pada jenisnya. Sebagai contoh, properti sewa memiliki risiko penyewa bermasalah, bisnis online rentan terhadap perubahan algoritma, investasi pasar modal fluktuatif, dan masih banyak lagi.

Memahami dan mengelola risiko adalah bagian penting dalam membangun passive income. Jika seseorang ingin mendapatkan pendapatan pasif dari investasi, mereka harus memahami volatilitas pasar.

Jika ingin membangun bisnis digital, mereka harus siap menghadapi persaingan dan perubahan tren. Oleh karena itu, memiliki strategi dan diversifikasi sumber pendapatan sangat penting untuk meminimalkan risiko dan menjaga keberlanjutan passive income.

4. Bisa langsung menggantikan gaji

ilustrasi mengelola gaji (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi mengelola gaji (pexels.com/Yan Krukau)

Banyak orang terjebak dalam ilusi bahwa passive income bisa langsung menggantikan gaji mereka dalam waktu singkat. Kenyataannya, membangun passive income yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup membutuhkan waktu, perencanaan, dan usaha yang konsisten. Misalnya, konten kreator mungkin harus membuat konten selama berbulan-bulan sebelum mendapatkan penghasilan yang stabil.

Sebagian besar orang yang sukses dengan passive income tetap memulainya sebagai penghasilan tambahan sebelum akhirnya bisa menjadi sumber utama. Mereka juga sering kali memiliki beberapa sumber pendapatan lain untuk memastikan kestabilan finansial mereka. Passive income lebih cocok dipandang sebagai alat untuk meningkatkan kebebasan finansial secara bertahap, bukan solusi instan untuk keluar dari pekerjaan tetap.

Passive income tetap membutuhkan modal, usaha, dan pengelolaan risiko agar bisa berkembang. Daripada tergiur dengan passive income yang instan, lebih baik fokus untuk membangun sumber pendapatan pasif yang berkelanjutan. Ingatlah, dibalik kesuksesan passive income, ada ratusan jam kerja keras, puluhan kegagalan, dan proses belajar yang panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us