4 Risiko yang Harus Siap Dihadapi Investor Agresif

- Risiko fluktuasi pasar yang tinggi: Saham dan kripto sensitif terhadap perubahan pasar
- Risiko kerugian modal: Investor agresif berpotensi kehilangan sebagian besar modal
- Risiko psikologis dan tekanan emosional: Investasi risiko tinggi bisa timbulkan tekanan mental
Investor agresif dikenal sebagai sosok yang memiliki keberanian tinggi dalam mengambil berbagai risiko untuk bisa memperoleh keuntungan yang besar. Mereka pada umumnya akan menaruh dana yang dimiliki pada instrumen-instrumen dengan risiko tinggi, seperti kripto, saham, hingga reksa dana saham.
Sebetulnya di balik potensi imbal hasil yang tinggi, ternyata terdapat sejumlah risiko yang harus disadari dan diantisipasi dengan cara yang bijak. Berikut ini merupakan beberapa risiko yang harus dihadapi oleh investor agresif agar strategi investasi yang diterapkan tidak sampai menimbulkan kerugian besar.
1. Risiko fluktuasi pasar yang tinggi

Instrumen dengan risiko tinggi seperti saham dan kripto dikenal sangatlah sensitif terhadap setiap perubahan dari kondisi pasar. Hal ini bisa ditandai dengan kenaikan tajam dari harga-harga dalam waktu yang relatif singkat, namun juga bisa mengalami penurunan drastis tanpa adanya peringatan yang jelas.
Para investor agresif jadi harus menghadapi adanya ketidakpastian dan memiliki mental yang kuat pada saat nilai investasi mengalami penurunan secara tiba-tiba. Tanpa adanya kesiapan emosional, maka keputusan investasi pun bisa menjadi tidak rasional dan pada akhirnya merugikanmu.
2. Risiko kerugian modal

Berbeda hal ya dengan investasi konservatif, investor agresif justru memiliki kemungkinan untuk kehilangan hampir sebagian besar modal yang dimiliki. Potensi kerugian bisa terjadi karena adanya fluktuasi harga dan faktor eksternal yang sulit untuk dikendalikan oleh para investor.
Untuk meminimalisir risiko yang ada, maka para investor harus memiliki strategi keluar atau exit strategy yang jelas agar bisa diterapkan. Melalui perencanaan yang benar-benar matang, maka potensi kerugian bisa dihindari, meski kondisi pasar sedang tidak mendukung.
3. Risiko psikologis dan tekanan emosional

Melakukan investasi dengan risiko tinggi jelas bisa menimbulkan tekanan mental tersendiri untuk para investor agresif, khususnya pada saat kondisi pasar sedang tidak stabil. Perasaan cemas dan takut kehilangan uang bisa saja memengaruhi setiap keputusan yang diambil oleh para investor.
Investor agresif perlu benar-benar melatih kedisiplinannya dan pengendalian diri agar tidak mudah mengalami panik dalam menghadapi berbagai kondisi. Dengan mental yang tenang, maka keputusan yang diambil akan lebih rasional dan sesuai dengan tujuan investasi jangka panjang yang dimiliki.
4. Risiko diversifikasi yang tidak seimbang

Banyak investor agresif yang terlalu fokus pada instrumen yang memiliki risiko tinggi, namun justru tidak memperhatikan terkait diversifikasi yang ada. Pada saat pasar mengalami penurunan secara tiba-tiba, maka seluruh portofolio yang dimiliki bisa saja akan terpengaruh dan pada akhirnya menimbulkan kerugian besar.
Semestinya sebagian dana dapat ditempatkan pada instrumen yang lebih aman, sehingga potensi kerugian bisa diminimalisir. Dengan keseimbangan antara aset berisiko tinggi dan rendah, maka bisa memastikan portofolio investasi terjaga dalam jangka panjang.
Menjadi investor agresif memerlukan keberanian, ketelitian, hingga kesiapan mental dalam menghadapi berbagai gejolak pasar yang mungkin terjadi. Bagaimana pun juga peluang keuntungan besar akan selalu diiringi dengan risiko yang tidak bisa dihindari. Lakukan pendekatan yang disiplin agar bisa mencapai keuntungan yang optimal!