Cadangan Kas: Pengertian, Kekurangan dan Cara Kerjanya

Cadangan kas mengacu pada uang yang disimpan perusahaan, bani dan atau individu yang digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan pendanaan jangka pendek dan darurat. Investasi jangka pendek yang memungkinkan setiap pihak dengan cepat mendapatkan akses ke uang mereka. Pada umumnya, nilai imbalan tingkat pengembalian yang lebih rendah, juga bisa disebut cadangan kas. 

Contoh dari apa yang sudah dijelaskan tadi adalah dana pasar uang dan instrumen hutang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atau yang disebut dengan Treasury Bills (T-Bills).

Kamus Bank Indonesia mendefinisikan cadangan kas atau cash reserve adalah sejumlah uang tania baik itu berupa mata uang rupiah maupun valuta asing yang sengaja dicadangkan atau disimpan sekaligus diperhitungkan dalam rangka pemenuhan kewajiban likuiditas minimum dari setiap bank.

Istilah lainnya yang terkait adalah cash reserve checking; overdraft protection, merupakan fasilitas kredit yang bisa diperpanjang. Syaratnya, disertai rekening koran yang menandakan kesedian nasabah untuk mencairkannya melalui cek. Dalam jumlah yang melebihi saldo tersedia dan tidak dibebani biaya karena cerukan atau overdraft.

Memiliki cadangan kas yang signifikan memberi individu, kelompok individu atau perusahaan kemampuan untuk melakukan pembelian besar dengan segera. Ini juga harus memastikan mereka dapat menutupi diri mereka sendiri ketika mereka melalui masa sulit secara finansial dan perlu melakukan pembayaran yang tiba-tiba dan tidak terduga.

Perusahaan wajib memiliki cadangan kas. Hal ini demi memenuhi semua biaya yang diharapkan serta pengeluaran yang tidak terduga dalam jangka pendek. Selain itu, juga bisa untuk membiayai investasi potensial. 

Uang tunai adalah bentuk kekayaan yang paling likuid. Akan tetapi, aset jangka pendek, seperti surat perbendaharaan negara (T-Bills) tiga bulan, juga dianggap sebagai cadangan kas karena likuiditasnya yang tinggi dan tanggal jatuh tempo yang pendek.

Beberapa perusahaan, termasuk Alphabet Inc. ( GOOGLE ), Apple Inc. ( AAPL ) dan Microsoft Corp ( MSFT ), saat ini memiliki cadangan kas miliaran. Kebutuhan bervariasi, tetapi, secara umum, para ahli merekomendasikan agar bisnis memiliki tiga hingga enam bulan biaya operasional yang diikat dalam bentuk tunai atau aset yang sangat likuid.

Bank tunduk pada persyaratan jumlah cadangan uang tunai yang harus mereka pegang, sebagaimana diamanatkan oleh bank sentral atau jika di Indonesia adalah BI. Jumlah ini ditentukan sebagai persentase dari kewajiban deposito, yang disebut rekening transaksi bersih, yang pada dasarnya adalah uang yang dimasukkan orang dan perusahaan ke bank yang perlu dibayar kembali di beberapa titik di masa depan.

Individu disarankan untuk memiliki cadangan uang tunai yang cukup untuk bertahan setidaknya tiga hingga enam bulan jika terjadi keadaan darurat. Mereka menyimpan cadangan kas mereka di rekening bank atau dalam investasi stabil jangka pendek yang tidak mungkin kehilangan nilainya. Dengan begitu, mereka dapat menarik dana darurat ini atau menjual investasi ini kapan saja tanpa kehilangan uang, terlepas dari seberapa baik kinerja pasar saham.

Cadangan kas individu mungkin terdiri dari uang di rekening giro , rekening tabungan,  dana pasar uang, atau  rekening pasar uang, serta Treasury Bills (T-Bills) jangka pendek dan sertifikat deposito (CD). Individu dan bisnis yang tidak memiliki cadangan kas yang cukup dapat menggunakan kredit atau, dalam kasus ekstrim, dapat dipaksa bangkrut.

Duduk dengan banyak uang tunai terdengar bagus, bukan? Tidak selalu. Memiliki cadangan uang tunai sangat berguna apabila terjadi masalah arus kas dan uang diperlukan untuk mengatasi hal tersebut dengan segera. 

Akan tetapi, penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat karena terlalu banyak kas justru dapat merugikan. Menimbun kelebihan uang tunai dapat menyebabkan peluang yang terlewatkan. Padahal, perusahaan akan memperoleh penghasilan yang lebih jika menginvestasikan kembali sebagian dari uang kas berlebih itu pada bisnis.

Secara teori, jumlah uang yang dihasilkan oleh investasi tersebut dalam pendapatan harus dengan mudah melampaui tarif yang dibayarkan oleh rekening giro. Bagi individu, menyimpan terlalu banyak uang dalam cadangan tunai juga dapat merugikan. 

Ya, tindakan tersebut lebih aman. Akan tetapi, hal itu juga berpotensi menghasilkan pengembalian yang jauh lebih rendah daripada, katakanlah, berinvestasi dalam saham, obligasi, REIT, emas, aset alternatif atau portofolio terdiversifikasi kelas aset apa pun. 

Dalam kurun waktu yang sangat panjang, selama perbedaan tersebut menjadi sangat mencolok. Hal ini tidak lain dikarenakan terjadinya inflasi dari waktu ke waktu dan kekuatan nilai waktu dari pembuatan uang itu sendiri.

Nah, itu tadi penjelasan lengkap mengenai cadangan kas. Mungkin sebagian orang mengira cadangan kas sama dengan cadangan lainnya yang berkaitan dengan keuangan. Namun, itu berbeda baik secara definisi maupun penggunaannya.