Citibank Cetak Laba Rp1,3 Triliun, Tumbuh 14 Persen!

- Citibank Indonesia mencatat laba bersih Rp1,3 triliun selama kuartal II-2024, tumbuh 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
- Peningkatan laba disebabkan oleh efisiensi biaya operasional yang memperbaiki Cost to Income Ratio menjadi 39,5 persen dari 59,5 persen.
- Perusahaan juga memiliki modal yang kuat dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal (KPMM) sebesar 36,2 persen, meningkat dari 28,7 persen di tahun sebelumnya.
Jakarta, IDN Times - Citibank Indonesia membukukan laba bersih Rp1,3 triliun selama kuartal II-2024. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau secara year on year (yoy).
Capaian laba itu didorong oleh efisiensi biaya operasional yang menghasilkan perbaikan Cost to Income Ratio (CIR) menjadi 39,5 persen dari 59,5 persen di tahun sebelumnya.
“Kami berhasil membukukan pendapatan yang kuat dan pencapaian yang solid pada triwulan kedua tahun ini, sebagai bukti ketahanan dan dedikasi tim kami di tengah tantangan perekonomian domestik dan global,” kata CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/8/2024).
1. Rasio penyediaan modal naik

Peningkatan laba bersih tersebut memberikan kontribusi pada peningkatan Return on Asset (ROA) menjadi 3,7 persen dari sebelumnya 2,9 persen di tahun 2023, dan peningkatan Return on Equity (ROE) menjadi 13,8 persen dari 13,6 persen.
Rasio Liquidity Coverage (LCR) dan Rasio Net Stable Funding (NSFR) Citi Indonesia berada di level 291 persen, dan 164 persen, itu di atas ketentuan minimum. Selain itu, perusahaan juga memiliki modal yang kuat dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal (KPMM) sebesar 36,2 persen, meningkat dari 28,7 persen di tahun sebelumnya.
“Kami telah membuat kemajuan yang signifikan melalui bisnis kami yang saling terhubung di Indonesia dan menerima penghargaan internasional lainnya dalam periode ini, yaitu Indonesia's Best International Bank oleh Euromoney, dan Best International Bank in Indonesia 2024 dari Finance Asia beserta empat penghargaan lainnya,” ujar Batara.
2. Citi salurkan kredit lebih dari Rp10 triliun buat CPIN

Di lini bisnis Corporate and Investment Banking, Citi menyediakan layanan dan solusi kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik.
Pada kuartal II-2024, Citi Indonesia bertindak sebagai Bank Koordinator Tunggal telah menyelesaikan kesepakatan fasilitas kredit sindikasi bergulir (syndicated revolving credit facilities) senilai total 200 juta dolar AS (setara Rp3,14 triliun), dan Rp7,5 triliun untuk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Global Network Banking Citi juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang baik di tengah kondisi eksternal yang menantang. Hal ini tercapai melalui beragam inisiatif, termasuk kinerja dari koridor Asia-ke-Asia yang melayani klien Asia Citibank Indonesia yang berinvestasi di Tanah Air.
Lini bisnis Commercial Bank membukukan pendapatan yang baik pada paruh pertama tahun ini, yang berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas. Bisnis Treasury and Trade Solutions (TTS) juga mencatat pertumbuhan positif pada semester I-2024.
Volume transaksi mata uang lokal maupun asing tumbuh seiring peningkatan pembayaran instan domestik dan lintas negara yang tumbuh masing-masing sebesar 23 persen dan 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
3. Citibank optimistis target laba sepanjang 2024 tercapai

Melihat capaian di atas, Batara mengatakan pihaknya optimistis target laba sepanjang 2024 tercapai, begitu juga dengan penyaluran kredit dan dana pihak ketiga (DPK).
“Jadi kita optimistis bahwa di semester II ini kita akan melihat lagi peningkatan untuk penyaluran kredit dan juga dana pihak ketiga,” ujar Batara.
Dalam kesempatan itu, Citibank juga menyampaikan perusahaan ditunjuk menjadi Bank Kustodian Percontohan untuk inisiatif Cash Management System (CMS) Indonesia, bersama dengan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Citi terlibat dalam beberapa transaksi penting di Indonesia pada triwulan kedua 2024. Citi bertindak sebagai Joint Bookrunner dalam penerbitan 144A/RegS 2 miliar dolar AS Sukuk Global untuk Republik Indonesia dengan 3 tenor (5, 10 dan 30 tahun).
Dana yang dihimpun dari penerbitan Sukuk tersebut akan mendukung pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan umum, di mana Green Sukuk yang berjangka waktu 30 tahun akan digunakan secara eksklusif untuk membiayai atau membiayai kembali Eligible SDGs Expenditures with Green and Blue Focus sebagaimana yang tertera dalam Kerangka Surat Berharga Negara SDGs Republik Indonesia (Republic of Indonesia's SDGs Government Securities Framework).