Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Ko-Asuransi Pertanian, Pembayaran Klaim Lebih Cepat

Ilustrasi petani.(Dok. Bulog)
Ilustrasi petani.(Dok. Bulog)
Intinya sih...
  • PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Tugu Insurance menjalin kerja sama co-insurance berbasis teknologi Agritech (ko-asuransi pertanian).
  • Asuransi pertanian merupakan solusi penting untuk memitigasi risiko yang dihadapi petani, seperti menjaga arus kas dan mempercepat pemulihan pascabencana.
  • Asuransi pertanian berbasis parametrik memungkinkan pembayaran klaim secara otomatis berdasarkan indikator tertentu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Tugu Insurance menjalin kerja sama co-insurance berbasis teknologi Agritech (ko-asuransi pertanian).

Direktur Bisnis Askrindo, Budhi Novianto, mengatakan asuransi pertanian merupakan solusi penting untuk memitigasi risiko yang dihadapi petani, seperti menjaga arus kas dan mempercepat pemulihan pascabencana.

Namun, skema asuransi konvensional yang selama ini diterapkan berbasis indemnity, sehingga memerlukan verifikasi kerugian di lapangan, dengan prosesnya cenderung lambat, mahal, dan rawan moral hazard.

"Askrindo hadir dengan pembaruan konsep produk asuransi pertanian agar sesuai dengan keadaan adaptif terhadap pola risiko yang berubah atas perubahan iklim, seperti skema asuransi pertanian berbasis indeks atau parametrik memungkinkan pembayaran otomatis berbasis data," kata Budhi dikutip Jumat, (24/10/2025).

1. Pembayaran klaim otomatis, tak perlu verifikasi kerugian lapangan

Ilustrasi petani sedang membajak sawah di wilayah Lombok Barat, NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Ilustrasi petani sedang membajak sawah di wilayah Lombok Barat, NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Tidak seperti asuransi konvensional berbasis indemnity yang membutuhkan verifikasi langsung di lahan sebelum klaim dibayarkan, asuransi pertanian berbasis parametrik memungkinkan pembayaran klaim secara otomatis berdasarkan indikator tertentu.

Misalnya curah hujan berada di bawah ambang batas atau hasil panen yang tidak mencapai standar. Dengan mekanisme itu, proses klaim menjadi lebih cepat, efisien, dan dapat mencakup wilayah yang lebih luas.

"Skema ini juga menghilangkan kebutuhan verifikasi per individu petani, sehingga proses pencairan klaim menjadi lebih cepat dan biaya administrasi dapat ditekan," ujar Budhi.

Meski begitu, Budhi menekankan skema itu tetap memiliki risiko, sehingga perlu pengelolaan dengan perancangan indeks yang tepat, serta penggunaan data berkualitas tinggi.

2. Penuhi kebutuhan petani

Ilustrasi petani perempuan. (IDN Times/Yuko Utami)
Ilustrasi petani perempuan. (IDN Times/Yuko Utami)

Budhi mengatakan, implementasi sistem berbasis teknologi itu menghasilkan penyederhanaan dan digitalisasi proses, serta pengembangan model hybrid atau parametrik.

Tak lupa, optimalisasi kemitraan distribusi, serta integrasi dengan program pemerintah dan swasta.

"Harapannya skema ko-asuransi pertanian berbasis teknologi ini dapat mendukung visi pemerintahan Kabinet Merah-Putih," tutur Budhi.

3. Dorong penguatan literasi dan inklusi keuangan di kalangan petani

PHOTO-2025-10-23-17-10-40.jpeg
Acara puncak Call for Proposal – Inclusive Insurance Challenge Fund (IICF) 2025. (dok. Askrindo)

Budhi mengatakan konsep co-insurance berbasis Agritech itu membuat Askrindo menjadi runner-up dari Call for Proposal - Inclusive Insurance Challenge Fund (IICF) 2025, yang diselenggarakan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), dan Insurance and Risk Finance Facility - United Nations Development Programme (IRFF UNDP).

Askrindo juga melakukan penandatanganan Letter of Acceptance untuk pengembangan terobosan asuransi pertanian dalam acara AAUI 29th Indonesia Rendezvous.

Budhi mengatakan, inisiatif itu akan mendorong penguatan literasi serta inklusi asuransi di kalangan petani.

"Kami optimistis inisiatif ini akan mempermudah implementasi asuransi pertanian dan memperluas jangkauannya secara lebih efektif," kata Budhi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in Business

See More

Bahlil Buka Suara Soal Tambang Emas Ilegal di Mandalika

24 Okt 2025, 13:55 WIBBusiness