4 Mitos tentang Paylater yang Harus Diluruskan

- Paylater berbeda dengan utang tradisional, diawasi OJK, dan transparan
- Menggunakan paylater dapat membangun skor kredit jika digunakan dengan bijak
- Bunga paylater tidak selalu tinggi, banyak platform menawarkan opsi cicilan 0% atau bebas biaya administrasi
Paylater saat ini sudah menjadi salah satu metode pembayaran yang digemari oleh banyak orang karena kemudahannya untuk menunda pembayaran. Sayangnya meski populer, ternyata masih banyak orang yang keliru dalam memahami cara kerja paylatet dan menyebarkan informasi yang dianggap kurang tepat.
Berbagai mitos seputar paylater justru kerap membuat calon pengguna jadi ragu atau bahkan salah langkah dalam mengelola keuangan yang ada. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa mitos berikut ini terkait paylater yang memang harus diluruskan agar tidak sampai menimbulkan kesalahpahaman.
1. Paylater sama seperti utang piutang tradisional

Banyak orang menganggap paylater sama seperti berutang pada teman atau koperasi, padahal keduanya memiliki sistem dan juga pengawasan yang berbeda. Paylater merupakan layanan keuangan berbasis digital yang telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dilengkapi dengan sistem penilaian kredit, serta fitur keamanan finansial.
Berbeda dari utang pribadi, penggunaan paylater jelas akan terikat pada sistem dan juga tenor tertentu yang telah disampaikan, serta bersifat transparan, termasuk denda dan juga bunga yang jelas. Oleh sebab itu, memahami perbedaan ini akan membantumu untuk mengatur keuangan dengan lebih terstruktur dan penuh tanggung jawab.
2. Menggunakan paylater bisa langsung merusak skor kredit

Ada anggapan bahwa memakai peletter akan secara otomatis langsung membuat skor kredit seseorang jadi buruk. Padahal kenyataannya penggunaan paylater justru bisa membangun history kredit yang baik apabila memang digunakan dengan cara-cara yang tepat, termasuk disiplin dalam melakukan pembayaran tepat waktu.
Skor kredit hanya akan terganggu apabila pengguna tidak membayar tagihan sesuai jadwal atau justru sering menunggak. Oleh sebab itu, selama pengguna menggunakan paylater dengan bijak, maka bisa menjadi nilai tambah dalam riwayat kredit yang dimiliki.
3. Paylater selalu membebani karena bunga yang tinggi

Banyak orang takut menggunakan paylater karena dianggap memberatkan dengan bunga yang tinggi dan juga tidak transparan. Kenyataannya sebagian besar penyedia paylater saat ini sudah mencantumkan berbagai informasi tenor, bunga, dan biaya lain secara terbuka pada awal transaksi
Ada beberapa platform yang bahkan menawarkan opsi cicilan 0 perseb atau bebas biaya administrasi untuk transaksi tertentu yang dilakukan. Melalui pemahaman terkait syarat dan ketentuan secara teliti, maka pengguna tetap bisa menikmati kemudahan paylater tanpa terbebani.
4. Paylater hanya untuk belanja konsumtif dan tidak bermanfaat

Stigma yang berkembang adalah paylater hanya digunakan untuk belanja impulsif atau kebutuhan konsumtif semata. Padahal layanan ini sebetulnya dapat dimanfaatkan secara strategi, seperti untuk kebutuhan mendesak yang berupa dana pendidikan, pengeluaran medis, atau peralatan kerja.
Jika dikelola dengan baik, maka paylater bisa membantu menjaga arus kas tanpa harus mengorbankan kebutuhan penting lainnya. Hadi sebetulnya ini tergantung pada tujuan dan kebiasaan penggunanya, sehingga paylater dapat dimanfaatkan sebagai alat finansial yang mendukung produktivitas.
Memahami fakta dibalik mitos seputar paylater dapat membantumu sebagai pengguna untuk mengambil keputusan finansial yang cerdas. Berbagai anggapan keliru di atas memang dapat menimbulkan kekhawatiran, namun perlu diluruskan agar bisa memanfaatkan paylater dengan bijak. Jadi sebelum percaya mitos, pastikan untuk mencari informasi dari sumber yang terpercaya terlebih dahulu!