[PUISI] Biola

Merdu dawai biola bergesekan membius kepalaku
Seakan mengajakku terbang dan tak sadarkan diri
Alunannya mengalir bagai perasaan yang menyayat hati
Debar jantungku semakin bergetar
Aku tak kuasa menahan sabar
Siapakah wahai tuan pemilik biola?
Pintu terbuka
Wajahnya jelas meski sepintas
Biola bersandar di bahu dengan anggun
Lekuk jemarimu bak lembutnya jiwamu
Pandanganmu bagai coklat yang leleh
Membuatku rindu dengan kemahiranmu
Satu demi satu nada mengalir dan aku tenggelam dalam harmoni
Keindahan memecah malam yang sepi
Nyanyian biola yang lembut menyusup telinga
Menginap di hati walau hari berganti
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.