Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Merindu Sampai Mati

Ilustrasi perempuan bersedih (pexels.com/Pixabay)

Angin masih berbisik kecil

Langit terbentang raksasa bagai kitab terbuka

Waktu terus berputar sembari mengejek

Musim selalu berganti tanpa peduli

 

Cuma aku yang tidak berubah

Masih menunggu dari malam hingga fajar datang

Tersenyum miring memikirkan betapa bodohnya aku

Mau saja dibohongi dan percaya janji manismu

 

Rasa manis itu berubah jadi pahit dan pekat

Terasa semakin menyakitkan jika kembali ku ingat

Padahal bukan racun, tapi kenapa aku seperti mau mati?

Memikirkan ucapanmu kala itu yang katanya cuma pergi sebentar

 

Aku seperti raga tanpa nyawa

Jiwaku melayang entah pergi ke mana

Orang-orang bilang aku layaknya manusia bodoh

Masih saja berharap pada ucapanmu yang semu

 

Lalu, bagaimana caranya aku pergi?

Kalau masa lalu selalu menarikku lagi dan lagi

Bagaimana mungkin aku bisa berpaling?

Jika kau sudah menetapkanku untuk merindu sampai mati

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us