Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Abadi dalam Bungkus Kafanmu

ilustrasi nisan dan mawar (pexels.com/@rdne)

Aku kerap membenci dunia

Setiap kali membayangkan hari-harimu berlanjut tanpa aku

Bagimu, darah tetap merah

Daun tetap hijau

Sementara detik di hidupku berkarat

Tak lagi pernah bergulir

Sungguh aku pun tak memberinya izin

Jika detik itu ingin bergulir maju

Meninggalkan lampau yang semakin jauh

Memaksakan kenang untuk dibuang

Dan aroma kita menjadi demikian usang

Aku merapal agar terseret ke belakang

Lalu membeku dan lekang

Hidup di detak nadimu

Lalu abadi dalam bungkus kafanmu

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us