[PUISI] Abadi dalam Bungkus Kafanmu

Aku kerap membenci dunia
Setiap kali membayangkan hari-harimu berlanjut tanpa aku
Bagimu, darah tetap merah
Daun tetap hijau
Sementara detik di hidupku berkarat
Tak lagi pernah bergulir
Sungguh aku pun tak memberinya izin
Jika detik itu ingin bergulir maju
Meninggalkan lampau yang semakin jauh
Memaksakan kenang untuk dibuang
Dan aroma kita menjadi demikian usang
Aku merapal agar terseret ke belakang
Lalu membeku dan lekang
Hidup di detak nadimu
Lalu abadi dalam bungkus kafanmu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.