Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Aku Adalah Aku Sekarang

ilustrasi lelaki di bawah terik matahari (pixnio.com)

Sekarang mungkin tidak ada rasa yang dapat hinggap di batinku
Untuk bisa memiliki sayang yang benar terhimpun di hati
Untuk terus dan mampu merasakan yang orang bisa senyum

Entah yang pertama kedua atau ke berapa pun
Aku tidak pernah bisa potong sedikit untuk simpan di tempat suci
Aku tidak pernah bisa tahu keanehan yang ku rasa yang sebenarnya di antara itu
Ada yang tidak bisa lepas
Tapi aku benar-benar tidak bisa jatuh dan terlelap

Dulu pernah ada yang buat bersambung
Dan mungkin sudah terukir istana sang hartawan di benak itu
Terus-menerus bermimpi untuk yang terhubung baik-baik
Namun lari pergi dengan pura-pura tak peduli

Setelah yang itu terlenyap oleh majikan setia
Sudah tidak ada lagi episode baru menyambut subuh
Dan aku jadi anak nakal lagi

Cari sebanyak-banyaknya untuk dikuras harga dan hartanya
Terus mencermati jalan lurus dengan lebar setapak kaki
Cuma karena ingin mencicipi dan tidak dengan lidah

Mau jatuh lagi untuk menyusun rapi
Tapi aku tidak ingin yang tidak terukur dan terbang tertiup angina
Aku ingin yang berbidang-bidang idaman sejuta umat

Maka akibat kesuakaan anehku
Aku ingin terbang ke luar negeri

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us