Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Angan-angan

Ilustrasi angan-angan (pexels.com/GEORGE DESIPRIS)
Ilustrasi angan-angan (pexels.com/GEORGE DESIPRIS)

Semenjak kami dewasa

Saat kami telah tahu akil baligh

Saat beban-beban itu mulai dapat dimengerti

Saat segalanya mulai tercatat

Kami terus memiliki angan-angan baginda

Terkadang angan kami melampaui jiwa 

Bahkan sampai kami lupa kalau kami manusia

Yang lemah tak berdaya 

 

Angan itu adalah kecongkakan kami pada tuhan

Kami ingin berubah tanpa berusaha

Kami ingin berusaha tapi melupakan doa

Kami adalah pelupa yang ulung

 

Bahkan kami terkadang lupa sebagai umat baginda

Karena terlalu lupa kami jikalau manusia

Angan-angan itu pula juga menghujam kami 

Hingga kami baru ingat 

Jika kami sudah ditegur dengan lembut

Oleh angin, badai, topan dan bencana

Angan-angan kami seketika lenyap

Tapi kembali hidup

Bersamaan dengan birahi kami yang terus meletup

Karena angan kami ingin selalu dalam keabadian

Sedang kami pasti berjumpa kematian

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ahmad Raziqi
EditorAhmad Raziqi
Follow Us