[PUISI] Betapa Indahnya Hidup

Merajam batu pada kesalahan orang
Memindahkan cermin ke arah lain
Menutup mata akan masa lalu
Menulikan telinga untuk sebuah kidung indah
Menafikan nalar terhadap sajak-sajak baik
Mencabut lidah kebenaran setiap terancam
Melarikan diri dari logika dasar
Hanya menunggu, kapan langit segera runtuh?
Berlumuran tinta hitam
Tangan yang berdosa
Kubasuhkan ke wajah
Seraya tersenyum bahagia
Oh ... Betapa indahnya hidup
Aku tiada mengacuhkan diriku
Hirau telah lama mati
Kukubur dia bersama dengan akal sehat.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.