Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Bunuhlah Aku, Nak!

pixabay.com

Masih kau anggap apa aku, Nak?
Yang dengan senang hati kupinjamkan kedua tanganku untuk menjadi sayapmu,
Agar kau menukik di nirwana menjadi bintang nan terang,
Tak pelak pula kau cabik lengan hingga terburai.

Masihkah aku hanya angin bagimu, Nak?
Sedang peluh darah pun telah kukikis dari tubuh,
Pun dengan jari yang mengelupas masih bersujud meminta kebahagiaanmu,
Pun dengan timpang aku mewujudkan asamu.

Tak berhargakah aku bagimu, Nak?
Meregang nyawa untuk buatmu melihat dunia,
Pun dengan senang hati kau tancapkan paku-paku di tubuhku dengan sikapmu,
Pun dengan lancang lidahmu menyayat batinku.

Masih kurangkah, Nak?
Sebelum mata ini memejam perih,
Sebelum maut membakar nyawa.

Izinkan angin membuka memori hangat kita,
Izinkan debu sayangku menyelusup di pori-pori hatimu,
Izinkan pena cinta mengukir namaku di telapak tanganmu.

Jika itu semua masih kurang.
Bunuhlah aku, Nak!

Singkawang, 16 Agustus 2019

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us