Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Cermin Rapuh yang Kehilangan Bayangan

ilustrasi cermin (pexels.com/cottonbro studio)

Suaraku bagai derap langkap dalam kesunyian malam

Seakan dirimu adalah kaca pada cantik bingkai pigura

Namun nyatanya dirimu sekuat baja

Sedangkan diriku cermin rapuh yang kehilangan bayangannya

Jika saja harum napasku layaknya wangi bunga di taman atau juga di pinggir jalan

Bukan sekadar aroma pengharum ruangan

Kita akan saling menyapa dan bersentuhan

Tanpa ragu dan memakan banyak waktu, bergandengan

Selayaknya manusia walau banyak versi kita entah dari mana saja dan juga apa saja

Mata kita akan beradu tanpa sibuk mengembara

Nyatanya kata-kataku terlalu cepat menguap di dalam kepala

Sebelum berhasil menjangkau mereka

Aku adalah manusia, dari segala bentuk kesedihan dunia

Berasal dari ingatan terdalam yang tak menguarkan aroma

Maka kita tak perlu bertukar kata

Meski angin berderu membisikannya

Maka maafkan jika ragaku mengabaikannya

Meski banyak yang menuntut tanya

Nyatanya terkadang ragaku terlalu jenuh

Tentang segala hal yang angin bisikan

Nyatanya aku terus menderap

Bagai cermin rapuh yang kehilangan bayangan

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Desi
EditorIrma Desi
Follow Us