Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Dalam Kota Tanpa Langit

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Mardya Shakti)

Di kota tanpa langit, matahari dibuang,
diganti lampu buatan yang tak pernah hangat.
Orang-orang berjalan tanpa wajah,
tersenyum pada kamera, bukan pada sesama.

Pepohonan tinggal dalam ingatan,
dalam museum kenangan yang berbayar mahal.
Udara dikemas dalam botol,
dan kebebasan jadi mitos di buku sejarah.

Anak-anak diajari diam sejak lahir,
menulis puisi dianggap bahaya.
Kata "cinta" disensor,
kata "rindu" pun dibredel.

Tuhan digantikan algoritma,
yang menentukan siapa hidup, siapa layak dilupakan.
Manusia bukan lagi jiwa,
melainkan data dalam jaringan tak bernama.

Namun, di lorong gelap bawah tanah,
satu suara masih menyala:
sebuah nyanyian lirih tentang pagi
yang belum sepenuhnya mati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ika Nurpitasari
EditorIka Nurpitasari
Follow Us