Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Dalam Lirih Doamu

Pixabay.com/Pezibear


Di atas sajadah merah marun
Ia duduk lama sambil menengadah
Satu per satu permintaan hati terucap
Mengadu segala rasa pada Empunya rasa

Di atas sajadah merah marun
Perempuan renta duduk bersimpuh
Pintanya mulai terbata-bata
Sambil berderai air mata
Kali ini bisikannya pada Tuhan amat syahdu di telinga
"Wahai Yang Maha Penyayang, Yang Maha Mendengar segala pinta, mohon perkenankan anakku senantiasa dalam penjagaan-Mu,"

mendengar lirih doanya
ku tahan tangis dari balik pintu
Rupanya Ibu tak pernah putus asa merengek pada Tuhan
Kalimat doanya selalu tercurah untuk ananda

Doa ibu menghunjam kalbuku
Pinta ibu malam itu menggetarkan batinku
Serta merta kupecahkan botol bir di tanganku
Ku bagai tak berdaya,
Ingin segera menyerah pada Empunya raga
"Ke mana saja aku selama ini?"

Tuhan memang Maha Baik
Demikian kesimpulanku di suatu sore
Jika bukan karena lirih doamu di sepertiga malam
Mungkin aku tetaplah pendosa tak tahu malu
Setelah sekian lama sesat
Kini baru kusadari
Tuhan tak pernah kecewakan hambanya yang memohon tulus

Terima kasih Bu...

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us