Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Dapur Ibu

ilustrasi dapur tradisional (pexels.com/Daniel Reis)
ilustrasi dapur tradisional (pexels.com/Daniel Reis)

Ibu aku merindukanmu
Ibu izinkan aku menyebut namamu
Burung dara yang terus mengintari angkasa membuatku rindu
Rindu padamu dan dapur ibu yang sudah lusuh karena asap tungku

Ibu aku ingat perkataanmu
Bahwa sebenarnya keselamatanku tergantungku dan bagaimana aku menghormatimu
Ibu, kalau boleh aku meminta tolong padamu
Aku rindu akan kayu-kayu yang lalu membara hingga buat lepeknya tempe dan tahu
berubah menjadi renyahnya tempe dan tahu
Peristiwa sekarang tak lagi sama dengan masa lalu
Dapur ibu sudah serba besi dan gas
Kayu-kayu ajaibmu yang dulu itu sudah tergeser menjauh dari dapur ibu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ahmad Raziqi
EditorAhmad Raziqi
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Mimpi Belaka

27 Sep 2025, 23:15 WIBFiction
ilustrasi orang bersedih

[PUISI] Pekat Penat

25 Sep 2025, 19:52 WIBFiction
ilustrasi perempuan menyendiri (pixabay.com)

[PUISI] Lautan Kata

25 Sep 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi seorang perempuan sedang sedih

[PUISI] Kupanggul Rindu

24 Sep 2025, 18:38 WIBFiction
ilustrasi botol minum

[PUISI] Penjaga Dahaga

24 Sep 2025, 16:07 WIBFiction
ilustrasi istri dan anak

[PUISI] Untukmu, Istriku

22 Sep 2025, 20:22 WIBFiction
ilustrasi perempuan bertopeng

[PUISI] Terbiasa Berdosa

22 Sep 2025, 19:38 WIBFiction