[PUISI] Darurat, Gelap, Sekarat Ulah 'Kalian'

Memoar tragedi sembilan delapan
Mahasiswa tersungkur, diinjak para pelenggah
Suara dari toa-toa kecil bersahutan mencari keadilan
Alih-alih didengarkan, nyatanya malah dibungkam
Pun ditodong senjata di tangan
Seolah toa-toa berisik mengusik telinga mereka yang takut dilengserkan
Kini rasanya lahir kembali
Bersama gelap juga manusia yang bermoral sekarat
Tikus rakus bermata hijau berkeliaran
Menunggangi uang rakyat yang ada di bawah
Intel berkeliaran bukan mencari pelaku kejahatan
Melainkan mencari target yang dapat dibisukan
Mengapa? Apa ini realisasi dari “tabrak-tabrak masuk” yang ada di jogetan asik kalian?
Bukankah kami masih terlalu sopan karena masih memanggil kalian Bapak/Ibu yang terhormat?
Walaupun sebenarnya kami muak dengan suara sirine yang mengawal Lexus kalian
Juga suara dari speaker kalian yang meminta kami ‘tuk beri jalan
Lantas mengapa toa-toa kecil kami kalian hiraukan
Kalian bisukan dengan gas air mata juga senjata andalan kalian