[PUISI] Detik Pun Dikorupsi

Acapkali mewajarkan nanti
Cuma lima detik,
lalu kebablasan
Terlena dalam nyaman yang fana
Melukis diri yang enggan dikritik
Bukankah ini tanda merugi?
Tatkala manusia lain lari menggapai mimpi
Masihkah membiarkan rasa itu abadi
Mengabaikan peluang dengan dalih berulang
Ini kejahatan tersembunyi
Membiarkan sesal kemudian
Malas hanyalah kata sifat
Lawan atau membiarkan, semua ada di tangan
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.