[PUISI] Detik yang Tak Berulang

Semua telah usai
Detik-detik waktu telah terhenti
Tergantikan sesal yang tak berujung
Riak-riak perandaian kini bermunculan
Menjadikan mimpi sebatas angan tak tergapai
Lantas, kamu menjerit tak percaya
Aku ingin kembali
Sayang, terlambat tuk diingini
Sehari saja, bolehkah?
Sekali lagi sayang, permohonan tak lagi bisa dikabulkan
Jika kamu percaya kemustahilan
Maka, sekarang adalah mustahil yang mutlak; tak terbantahkan
Mestinya, sekarang kamu sudah paham
Lantas, bersiap untuk sebuah penentuan;
peradilan yang tak lagi mampu kamu manipulasi
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.