Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Detik yang Tak Berulang

Unsplash/Noor Younis
Unsplash/Noor Younis

Semua telah usai
Detik-detik waktu telah terhenti
Tergantikan sesal yang tak berujung

Riak-riak perandaian kini bermunculan
Menjadikan mimpi sebatas angan tak tergapai
Lantas, kamu menjerit tak percaya

Aku ingin kembali
Sayang, terlambat tuk diingini
Sehari saja, bolehkah?
Sekali lagi sayang, permohonan tak lagi bisa dikabulkan

Jika kamu percaya kemustahilan
Maka, sekarang adalah mustahil yang mutlak; tak terbantahkan
Mestinya, sekarang kamu sudah paham
Lantas, bersiap untuk sebuah penentuan;
peradilan yang tak lagi mampu kamu manipulasi

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Menatap Langit yang Sama

29 Des 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi robekan kertas tercecer

[PUISI] Robekan Memori

28 Des 2025, 21:07 WIBFiction
ilustrasi bayangan seorang perempuan

[PUISI] Ruang Kenangan

28 Des 2025, 16:48 WIBFiction
siluet seekor burung dengan latar langit senja sore hari

[PUISI] Langit Bercerita

28 Des 2025, 07:48 WIBFiction
ilustrasi ibu dan anak berpelukan

[PUISI] Ibu Cahaya Jiwaku

27 Des 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi tukang es krim

[PUISI] Balada Tukang Es

26 Des 2025, 21:27 WIBFiction
pesawat kertas

[PUISI] Terbang

26 Des 2025, 17:47 WIBFiction