Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Di Bait Puisi Ini

ilustrasi menulis puisi (pexels.com/Todoran Bogdan)

Di kursi yang berbaris rapi itu, pernah kita sama-sama duduk.
Tidak berdampingan
Namun cukup untuk saling berpandangan

Di kotak-kotak ubin itu, pernah kita jalan bersama 
Tidak beriringan
Namun cukup untuk menatap dari kejauhan

Di lapangan upacara itu, pernah kita berdiri mematung
Tidak sebaris
Namun cukup tuk saling mengamati

Di jalan aspal yang legam itu, pernah kita lalui
Tidak semotor
Namun cukup tuk rasakan angin kasmaran

Di daun-daun yang gugur itu, pernah kita sama teduh di bawahnya
Tidak sepohon
Namun cukup tuk nikmati sensasi pulang

Di kelas-kelas yang bising itu, pernah kita sama belajar
Tidak sekelas
Namun cukup tuk alihkan fokus pada rindu bertemu nanti

Di jejak-jejak kaki yang tak tampak itu, pernah kita tancapkan hasrat
Tidak terucap
Namun cukup tuk getarkan tekad
 
Di musala yang bersahabat itu, pernah sama kita ber-Duha
Tidak jemaah
Namun cukup tuk nikmati rehat

Di kantin yang ramai itu, pernah kita bertemu
Tidak berbincang
Namun cukup tuk sampaikan sapa

Di lorong-lorong panjang itu, pernah kita berpapasan
Tidak bercerita
Namun cukup tuk tawarkan senyum

Di tengah-tengah keramaian itu, pernah kita mencuri-curi pandang
Tidak lama
Namun cukup tuk isyaratkan rasa

Di sekolah itu, pernah ada kita
Tidak sempat bersatu
Namun cukup tuk memperpanjang rindu
 
Dan di bait-bait puisi ini, pernah terbesit harapan, dan telah ada harapan
Kelak kau kan membacanya
Kau mengejanya, dan tersenyum
Percayalah, kau akan tersenyum

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us