[PUISI] Di Bawah Bayang Langit yang Retak

Aku memanggul malam yang patah
Dengan pedang berkarat luka lama
Di balik purnama yang digantung rendah
Namamu terukir pada nyala bara
Bisikan
Dalam gumam gemetar reruntuhan doa
Kau pernah menatapku
Sebelum langit dicuri oleh ambisi seorang dewa
Aku mencintaimu
Dalam diam yang dipelintir jerit dan darah
Dalam tiap hentak napasku yang berat
Oleh bayang tubuhmu yang tak bisa kupeluk
Karena dia
Ia yang menukar jiwa dengan tahta kosong
Dan menjadikanmu tawanan nasib
Di istana tanpa cinta
Langit, nama itu tergores
Seperti luka yang tak bisa dibasuh hujan
Ia bukan manusia, bukan dewa
Ia adalah tembok tanpa pintu
Yang berdiri di antara aku dan engkau
Namun ketahuilah
Meski semesta enggan memihak
Meski cinta ini dilumuri murka
Aku akan terus berjalan
Meski tanpa kaki dan lengan kiri
Meski dalam gelap
Tanpa akhir