[PUISI] Di Pangkuan Bumi, Kita Masih Berkata Kurang

Di bawah langit yang terbentang lebar
tanah ini tak pernah menolak siapa pun
Dibaringinya benih, disiramnya peluh
hingga tumbuh subur di lekuk-lekuknya
Ia tak bertanya siapa yang menanam
tak mengharap nama dicantumkan
Di ujung sungai, air mengalir jernih
berbisik pada batu-batu tua
tentang rahasia hutan yang masih lebat
tentang nyanyian burung yang tak pernah usai
Ia tak meminta imbalan atas dahaga yang hilang
tak menawar harga pada tubuh yang letih
Gunung-gunung berdiri di batas cakrawala
tak pernah runtuh meski beban ditambahkan
Mereka membiarkan langit tetap tinggi
agar manusia tahu, ada yang lebih besar dari dirinya
Agar langkah tak selalu tertunduk pada tanah
tapi menengadah, mengagumi kebesaran semesta
Dan laut, ia rahim yang terus melahirkan
menyimpan emas di dalam tubuhnya
menawarkan ombak bagi mereka yang berlayar
menghapus jejak bagi mereka yang ingin lupa
Ia tetap memberi meski sering dilukai
Lalu manusia,
yang hidup di atas segala berkah
kadang lupa untuk sekadar berterima kasih
Kadang buta pada indahnya dunia
sibuk mengukur, sibuk membandingkan
Padahal Bumi tak pernah pelit
hanya manusialah yang selalu kurang