Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Diolok-olok Takdir

ilustrasi pria (unsplash.com/@jeremybishop)

Aku adalah bebatu yang melayang di gulitanya semesta

Entah hendak menghantam apa

Atau diledakkan oleh apa

Geraknya seolah berarah

Tapi apa sejatinya arah di sebuah ruangan yang hampa?

Ia hanya menurut tanpa turut

Memasrah diolok-olok takdir

Dalam sunyi yang tak berakhir

Aku adalah keras yang mudah disetir

Pemilik raga yang tak pernah berhak atas pikir 

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah Ridwan
EditorFatimah Ridwan
Follow Us