[PUISI] Diriku dan Kita yang Telah Lalu

Aku terbaring meraung dalam gelap
Di antara buaian mimpi yang merindu lelap dan realitas yang terserak
Gelak hanya pelarian sesaat, nyatanya aku masih kalap
Melihat dunia yang bergerak cepat
Aku bukan satu-satunya, selalu ada kau di baliknya
Menghuni pada bagian terdalam kepala dan hati yang selalu didera, meski kau pun sama repotnya
Maafkan kata-kataku yang tertahan, yang masih sulit terucapkan
Menjadi sesuatu yang mungkin salah diinterpretasikan
Tak ada lagi yang bisa diibaratkan
Hanya diri dalam gelap yang meledak sendirian
Sesungguhnya aku bertekuk lutut untuk semua waktu yang kita habiskan bersama
Jika bukan seperti yang telah lalu,
Mau bagaimanapun tetaplah menjadi diri yang sama
Di manapun tempatnya
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.