[PUISI] Doa Seorang Istri Pemilik Toko Kelontong

Tahun berganti
Ketakutan-ketakutan menggerayangi
Harapan baru disisipi
Memulai hari dengan sejuta mimpi
Waralaba kian menggurita
Orang lebih suka dengan yang niscaya
Bukan toko kelontong miliknya
Menumpuk barang hingga kedaluwarsa
Penjualan terseok-seok
Pembeli sudah lama berbelok
Rayap yang mengeroyok
Kudapan-kudapan teronggok
Sang istri tak tahan melihat raut suaminya
Waswas pula dengan biaya kuliah anak pertama
Meski pemahamannya patah-patah
Ia menengadahkan tangan dua
"Ya Allah. Engkaulah Dzat Yang Mahakaya
Dan memberikan kekayaan
Tambahkanlah rezeki pada keluarga hamba
Yang halal lagi berkah."
Setelah ia usai dengan amin yang panjang
Bel pintu berkelontang
Bandar Lampung, 3 Juli 2020.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.