Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Enggan Meninggalkan Langit

unsplash.com/eberhard grossgasteiger

malam telah patuh pada fajar
menyingkir dan membawa kelam hilang
menelan pekat seorang diri
tanpa gemintang
tanpa rembulan
hanya embun yang bersorak atas kepergian

bukan malam kalah pagi
dia hanya merelakan ruang berganti
membiarkan terang tumbuh di pucuk-pucuk dedaunan
menelusup cerah rona baru di hati setiap insan
tentang kehidupan
tentang harapan

bersama kepul awan di mega-mega
mentari nampak masih malu
mengirim hangat dari balik reranting kering
menghapus jejak-jejak sang malam
saat hanya ada sepi
saat hanya ada sedu
yang menguasai pelupuk teramat berat

di sudut tatap mata ini
di dasar ruang hati ini
masih saja terselip rindu
pada parasmu
pada hadirmu
yang tak pernah rela dihapus
seperti rembulan yang enggan meninggalkan langit pagi ini...

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us