Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Goresan Luka dalam Nestapa

ilustrasi perempuan merasa sedih (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi perempuan merasa sedih (pexels.com/Pixabay)

Bayangmu masih saja menghantui

Lantas siapa yang harus kusalahkan?

Egomu atau diriku yang terlalu mengharap?

Hatiku masih tercabik-cabik oleh hancurnya pengharapan

Harapanmu semanis alinea panjang 

Namun, kini hanya tinggal gema 

Janji-janji kosongmu kini sisa lelucon

Sungguh, bukan karena lucu

Tapi, sebab pedihnya terlalu nyata untuk terus kutangisi

Rasaku sudah beku

Lidahku kelu mengeja pahitnya kecewa 

Wahai Tuan, jika hadirmu hanya sebatas angan

Izinkan aku untuk melupakan meskipun penuh lara dan air mata

Aku tak ingin lagi berharap

Rasanya mimpiku telah sirna

Tertelan harus kecewa yang membunuh rasaku

Dan kini,

Biarkan aku merayakan kehilanganmu sebagai akhir yang tak perlu kutangisi

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us