[PUISI] Goresan Luka dalam Nestapa

Bayangmu masih saja menghantui
Lantas siapa yang harus kusalahkan?
Egomu atau diriku yang terlalu mengharap?
Hatiku masih tercabik-cabik oleh hancurnya pengharapan
Harapanmu semanis alinea panjang
Namun, kini hanya tinggal gema
Janji-janji kosongmu kini sisa lelucon
Sungguh, bukan karena lucu
Tapi, sebab pedihnya terlalu nyata untuk terus kutangisi
Rasaku sudah beku
Lidahku kelu mengeja pahitnya kecewa
Wahai Tuan, jika hadirmu hanya sebatas angan
Izinkan aku untuk melupakan meskipun penuh lara dan air mata
Aku tak ingin lagi berharap
Rasanya mimpiku telah sirna
Tertelan harus kecewa yang membunuh rasaku
Dan kini,
Biarkan aku merayakan kehilanganmu sebagai akhir yang tak perlu kutangisi
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.