[PUISI] Seorang Penyair Mati Rasa

Penanya lunglai, tak segesit biasanya
Matanya sayu memandang lembar
Enggan mengukir setitik pun gores
Hanya kosong, tanpa noda jua
Malam itu, tubuhnya menggigil
Di tengah ramai riuh sorai
Ia duduk di kursi kafe kota
Dengan hati hampanya
Jika para penggemar sibuk bertanya
Dan penerbitan buku sibuk menagih
Tentang karangan syair barunya
Yang tak kunjung rampung
Entah lambaian lemas tangan
Atau mulutnya yang terkunci
Mampu menjawab tagihan itu
Bahwa kini, jiwanya telah mati rasa
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.