[PUISI] Hujan yang Tak Pernah Jatuh

Di tepi langit, rintik menggigil
Berat oleh rindu yang enggan luruh
Aku menyebut namamu yang senyap
Tapi angin hanya mengembuskannya jauh
Dulu, kita adalah senja yang bicara
Tanpa suara, tanpa jeda
Kini waktu jadi tembok tak kasat mata
Menjeda dekap, menghapus aksara
Aku ingin jatuh, menyentuhmu utuh
Seperti hujan mencium tanah yang haus
Namun takdir mengikat di awan sendu
Membiarkanku terapung, luruh yang pupus
Maka biarlah aku jadi langit
Menatapmu dari ketinggian sunyi
Tak pernah sampai, tak pernah hadir
Hanya ada, hanya nyaris
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.