Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Hujan yang Tak Pernah Jatuh

ilustrasi perempuan dan hujan (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi perempuan dan hujan (pexels.com/Pixabay)

Di tepi langit, rintik menggigil
Berat oleh rindu yang enggan luruh
Aku menyebut namamu yang senyap
Tapi angin hanya mengembuskannya jauh

Dulu, kita adalah senja yang bicara
Tanpa suara, tanpa jeda
Kini waktu jadi tembok tak kasat mata
Menjeda dekap, menghapus aksara

Aku ingin jatuh, menyentuhmu utuh
Seperti hujan mencium tanah yang haus
Namun takdir mengikat di awan sendu
Membiarkanku terapung, luruh yang pupus

Maka biarlah aku jadi langit
Menatapmu dari ketinggian sunyi
Tak pernah sampai, tak pernah hadir
Hanya ada, hanya nyaris

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Langit Merindukan Warna Jingga

07 Nov 2025, 07:15 WIBFiction
ilustrasi sampah

[PUISI] Sampah Emosi

07 Nov 2025, 05:04 WIBFiction
Seorang pria sedang mengusap air matanya.

[PUISI] Tentang Tangis

06 Nov 2025, 21:07 WIBFiction
ilustrasi berdiri di bawah bintang

[PUISI] Tarian Gemintang

06 Nov 2025, 20:17 WIBFiction
ilustrasi bintang

[PUISI] Pangkuan Bintang

06 Nov 2025, 17:07 WIBFiction
ilustrasi berkata tidak

[PUISI] Tanpa Permisi

06 Nov 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi langit (pexels.com/Francesco Ungaro)

[PUISI] Langit Tetap Biru

05 Nov 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi matahari terbit

[PUISI] Membaca Fotomu

04 Nov 2025, 20:46 WIBFiction
Ilustrasi perempuan di tengah malam

[PUISI] Abad Kegelapan

04 Nov 2025, 09:15 WIBFiction
ilustrasi gadis kecil

[PUISI] Parterre

03 Nov 2025, 20:26 WIBFiction