Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Ia yang Tak Pernah Diingat

ilustrasi seorang wanita yang duduk dan menyendiri (pexels.com/Keenan Constance)

Ia adalah seorang pengingat
Namun, tak pernah sekalipun diingat
Oleh mereka yang dirasa begitu dekat
Namun, ternyata dibatasi oleh sekat yang tak terlihat

Ia menutupi perasaannya yang tulus
Dengan memberikan senyuman terus-menerus
Namun, ketika ia sendirian
Ia kembali merasakan sepi di dalam relung hatinya

Apakah salah mengharapkan hal yang sama?
Dari mereka, orang-orang yang ia rasa begitu dekat
Ia tak hanya ingin mengingat, tetapi juga ingin diingat
Lalu, mendapatkan ucapan selamat di setiap momen-momen spesialnya

Sudahlah, ia menyerah
Ia memilih untuk lupakan saja perihal mereka
Yang sekalipun tak pernah mengingat apa pun tentang dirinya
Bahkan, dianggap tak pernah ada 

Ia lepaskan segala harapan
Yang mustahil untuk ia dapatkan
Dari mereka yang memang tak pernah memikirkannya
Seperti ia selalu memikirkan mereka

Ia sadar bahwa mengingat dan mencintai dirinya
Adalah hal terpenting baginya
Tak perlu mengharapkan orang lain lagi
Yang sering kali hanya ingin menerima tanpa mau memberikan hal yang sama

Bukannya egois, namun, ini terasa tak adil saja
Hal yang berat sebelah, pada akhirnya akan tumbang dan jatuh
Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling memberi dan menerima
Karena yang sebenarnya diperlukan adalah keseimbangan yang nyata

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us