Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Ilalang dan Anggrek

Pixabay/MariangelaCastro

Berbisik-bisik ilalang siang itu
Menatap baling-baling tajam yang berputar, "Sepertinya ini akhir untukku."
Di tampaknya satu per satu temannya berguguran, terpotong-potong jatuh terkapar
Yang sebelumnya terlihat begitu tinggi kini tak ada arti, sama rata di atas tanah begitu rendah di mata langit.

Ditolehnya bunga anggrek di seberang jalan
Bergetar rasa iri, "Kenapa anggrek dibiarkan?"
Padahal sama-sama tumbuhan
Suara baling-baling itu semakin dekat, ajal sudah semakin pekat dihirupnya.

Terpotong sudah ilalang, terpisah dari akar
Tipis-tipis disisakannya kesadaran di ujung mata
Iri itu pupus, ternyata di seberang anggrek pun disapa ajal
Siang itu di mata baling-baling semua sama, tinggi dan rendah, buruk atau elok.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
potadoo
Editorpotadoo
Follow Us