Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Jangan Pernah Berkenan Jatuh pada Seorang Pujangga

ilustrasi menulis (pixabay.com/andreas160578)

/1/
Kerap tutur bersuaka pada telinga dengan tega
Jangan teperlus dalam relung sosok pujangga
Aliran tinta memperelok kertas suci nan renta
Ialah belati bermata dua bermandikan dusta
Bersolek ria melumuri rantai aksara semata
Tanpa tahu pembenaran akan berangta

/2/
Kerap tutur bersuaka pada telinga dengan tega
Jangan teperlus dalam relung sosok pujangga
Ialah sekadar pemabuk kepayang karyanya
Meromantisasi hal agar tertuang dari jemarinya
Memperalat lara sebagai stimulan jemalanya
Hingga mencipta apik saban patah katanya

/3/
Kerap tutur bersuaka pada telinga dengan tega
Jangan teperlus dalam relung sosok pujangga
Sebab diksi-diksi cendayam dijadikan umpan
Menampik aturan semara nan berdekapan
Sedang pintu kalbu tertutup kegelapan
Berisi sebak dari beraneka roman luapan
Juga telinga nan sudah menuli dari ucapan
Begitu netra disengaja buta oleh kesenyapan

/4/
Kerap tutur bersuaka pada telinga dengan tega
Jangan teperlus dalam relung sosok pujangga
Ialah insan dengan ikhtiar mengukir takdir
Menjelmakan segalanya amerta begitu nadir
Sedang tangan tetap empunya Al Muqtadir

/5/
Sungguh, jangan berkenan afeksi pujangga
Kecuali ingin diukur palung kasih terhingga
Hingga kalbu bersorak-sorai dengan bangga
Jangan mengasa akan bergelimang nuraga
Selain, sastra sebagai penumpas dahaga

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ervina E.W.
EditorErvina E.W.
Follow Us