Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Kala Matahari Itu Pergi

ilustrasi sinar mentari (unsplash.com)
Matahari itu telah pergi
Tak ada lagi hangat menyelisik sanubari
Tak tersisa cahaya terangmu kini
Rasa gelap gulita seperti tak berpenghuni
Matahari itu kini benar-benar sudah pergi
Bagaimana menjalani hari tanpa sinarmu kini?
Suatu keadaan yang tak pernah sampai siap ku hadapi
Kini redupnya sudah tak bisa tertolong lagi
Bila ku tahu akan begini
Lebih baik aku memilih menjadi buta
Karena bagiku Matahari itu satu
Tak tahu, mungkin cinta memang seharusnya begitu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us