Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Kamukah yang Kutunggu?

unsplash.com/Sorin Sîrbu
unsplash.com/Sorin Sîrbu

Barisan para burung murai itu mulai berdendang

Ditemani alunan lembut tekanan angin muson timur 

Genangan hijau terbentang mengalir tenang, hanya bersuara ikan-ikan kecil saja

Menghasilkan udara segar melenyapkan betapa jahatnya zat beracun

 

Keheningannya membawaku ke dalam negeri dongeng 

Datang seorang pangeran tanpa menunggangi kuda kerajaan

Berlari-lari kecil di hadapanku, semakin lama semakin mencuri pandang 

Merenggut lamunan berhasil membuat diri ini tersipu malu 

 

Seketika itu, dirinya menghentikan langkah pelarian 

Oh Tuhan, diriku terkesima oleh kerupawanannya 

Wajahnya bak fajar yang terbit di khatulistiwa 

Membuat orang takluk akan sinarnya 

 

Andai dunia dongeng benar nyata adanya 

Kulitnya bersih seputih bulu domba New Zealand 

Tubuhnya kekar mungkin sebab asupan bergizi istana 

Keringat bercucuran dari wajah persis seperti kilauan emas 

Ayolah berkata sedikit kepadaku, pintaku memaksa 

 

Seperti hari biasanya, namun dia sedikit berbeda hari ini 

Berhenti sejenak walaupun hanya karena tali sepatu 

Harapan demi harapan kian terurai meski sangat lambat

Meski begitu, takkan lelah mengaungkan doa agar cepat terperanjat 

 

Inilah anugerah dari Tuhan dalam setiap pagiku

Menjalani hidup, meskipun tahu dunia tempatnya kecewa 

Di tengah kegetiran, hadir seorang bakal punjangga jiwa 

Seolah-olah teman hidup saling berbagi rasa duka 

 

Bangku taman yang usang berkarat menjadi saksi pertama 

Pohon-pohon menari dengan gemulai menjadi saksi kedua 

Di atas telaga yang ditumbuhi bunga teratai menjadi saksi ketiga 

Kedatangan panas sinar matahari menjadi saksi keempat 

 

Dan persidangan itu dimulai hari ini 

Penantian sekitar enam puluh tujuh hari yang lalu 

Tuhan tanpa perwakilan dari bumi resmi mengadili 

Dalam amar putusan disebutkan, menyimpulkan bahwasannya

Teruslah berjuang, Kuasa sedang mencurahkan rahmat kepada dirimu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shafira Arifah
EditorShafira Arifah
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Melodi yang Terlupakan

24 Sep 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi istri dan anak

[PUISI] Untukmu, Istriku

22 Sep 2025, 20:22 WIBFiction
ilustrasi perempuan bertopeng

[PUISI] Terbiasa Berdosa

22 Sep 2025, 19:38 WIBFiction
ilustrasi anak

[PUISI] Untuk Anakku

22 Sep 2025, 05:15 WIBFiction
Ilustrasi Interior Sebuah Kafe (pexels.com/Amar Preciado)

[CERPEN] Kafe: Rumah Kedua

21 Sep 2025, 19:24 WIBFiction
ilustrasi tangan

[PUISI] Aku Cinta Kamu

20 Sep 2025, 09:47 WIBFiction