[PUISI] Kau Pamit

Rinduku tak tersampaikan
Ternyata sudah ada yang menahan
Di antara senja kucoba mengikhlaskan
Namun hati berontak tak karuan
Di balik senyummu kau menyapa
Bertanda untuk pamit, tak lagi ada
Sahutanku hanya tertawa
Karena kuanggap kau hanya bercanda
Sekejap kau mengulang pernyataan
Bahwa kita tak bisa lagi dipersatukan
Melalui hati dan pikiran
Sebab kita sudah tak lagi sejalan
Dan kau memutuskan untuk meninggalkan
Bait-bait puisi ku menghitam pekat
Alunan puisi ku yang terlalu terikat
Menandakan ada kau di dalamnya pekat
Begitu sangat menjerat
Namun dengan gampangnya sekarang kau menyekat
Dengan gunting potong yang laknat
Lantas sopankah kau mengenalkan dia padaku secepat itu?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.