Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Kau Pergi

ilustrasi depresi (pixabay.com/Free-Photos)

Malam yang dingin erat memelukku

Menggantikan cerita hangat yang kau antarkan padaku sebelum tidur

Suara detak jarum jam dinding pun dengan tega merebut indah nyanyianmu, menusuk telingaku

Merayakan tiap langkah jarak yang kau tempuh

Udara kosong, yang kini mengisi tempatmu

Diselingi tawa hampa dan tangis yang berarti

Sebagian kutemukan diriku

Sebagian lagi dibawa dirimu

Ruang ini terasa lebih luas, untuk hati kecil yang mudah lepas

Hanya berteman sepi, tanpa mengenal realitas

Engkau yang segalanya, kuharap tak selamanya

Walau kadang khayalan tentangmu tak hentinya bermunculan

Ingin kugarisbawahi, kini hanya ada aku sendiri

Kenanganmu tetap ada, tetapi tak kubiarkan waktuku dicurinya

Melepas air mata sia-sia belaka, hanya untuk yang tak tahu pastinya

Meski jalan kita tak selalu seirama, kuharap akan baik pada akhirnya

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us