Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Kelahiran

Pixabay/esudroff

Pendar wajah di cermin seolah asing
Kisah-kisah di kepala berdesing
Sudahkah menjadi diri sendiri?
Sudikah menerima diri sendiri?

Tetapi aku telah sangat payah berlari
Menuntut ujudkan keinginan diri
Tetapi jiwaku telah koyak
Memaksa diri terlihat layak

Inikah bahagia itu?
Bukan!

Aku telah banyak menyakiti diri sendiri
Hari ini aku ingin mengusap rambutku sendiri
Mengecup dahiku sendiri
Memeluk ragaku sendiri

Aku telah lama mencampakkan diri
Membuang hakku dalam kubangan mulut mereka
Menyamarkan sedih di balik gelak semu
Menutup boyak dengan seringai

Namun hari ini, kutegakkan wajah asingku
Cermin itu kemudian menampakkan cekam
Saat erang memecah hening ruang
Sorai kelahiran mengudarakan riang

Aku menangis, kecil dan gigil
Mereka tergelak, menertawakan tangisan bayi mungil
Tak ada yang tega menuntut jernih matanya
Tak ada yang kuasa mencibir ranum bibirnya

Dia menggeliat di pelupuk bumi
Jika sudah besar mau jadi apa nanti?
Tidak ada yang peduli!
Haru menyelimuti 20 Mei

Lalu Lilin-lilin mati sebelum sempat kutiup
Gelap menyekap di ruang pergumulan
Hari ini, tidak ada yang perlu dirayakan dari kelahiran

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah Ridwan
EditorFatimah Ridwan
Follow Us