Masih ada nyeri di sela senyap
Bayang silam belum lepas dari nadi
Ia datang, membawa harap yang rapuh
Menitip maaf pada sunyi yang menepi
Tak semua luka berasal dari tangan asing
Barangkali hatiku turut memberi jalan
Membuka pintu tanpa menjaga ambang
Membiarkan duka tumbuh perlahan
Kini ia berdiri di antara ragu dan pinta
Menggenggam waktu yang pernah berserak
Adakah ruang bagi yang ingin berbenah
Meski jejaknya masih menggores tapak?
Mungkin yang patah tak selalu usai
Jika duka dan sadar saling bersua
Sebab kesempatan kedua bukan sekadar ulang
Tapi tempat baru untuk luka yang bersedia reda
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Kesempatan Kedua

ilustrasi tangan yang menggenggam lagi (pexels.com/Pixabay)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us