Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Lukamu Pedihku

Pixabay.com/StockSnap

Rodan tanpa sentuhan,

Mendengar tepian mata didera timpang.

Hendak menyala amarah tergarang,

Sabarnya memadamkan,

Tersisa sejuk saja.

 

Rodan tak kunjung pudar

Berdoa lebih utama, katanya

Biarpun ada amarah yang redam

Makhluk keroh tak perlu dipedulikan

Berdoa saja untuk kebaikan

 

Tepian mata paling tenang,

Tiada gundah dilukiskan,

Tiada amarah terlampiaskan,

Ijinkan saya memeluk sira,

Seribu kali lebih kerap dan erat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Harivani Nurwiyati
EditorHarivani Nurwiyati
Follow Us