Suara berebut mengundang ribut
Kalut menyuarakan ambisi carut-marut
Sebenarnya apa yang mati
Bukankah raga masih jelas bernyawa?
Pula masih terlihat sebagai makhluk waras
Kalimat sarkas tindakan beringas
Ia sangat pandai untuk mematahkan
Seluruhnya yang mengandung kebenaran
Lantas, apa yang hilang dari atas Bumi?
Bukan, bukan raga yang mati
Mungkin lebih layak disebut makhluk tanpa hati
Sudah tak memiliki empati
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Manusia Tanpa Empati

ilustrasi manusia bertopi (pexels.com/Cottonbro studio)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us