Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mawar merah (pexels.com/Jill Burrow)
Mawar merah (pexels.com/Jill Burrow)

Kubuka jendela yang penuh mawar biru
Cantik bersih tersenyum malu
Inginku petik batang indahmu
Tapi duri malah menusuk ngilu

Awalnya kau memberi haru
Menjadikan ragamu sebagai pangkal senyumku
Kurindu hari-hari itu agar tidak lekas berlalu
Terduduk lesu menunggu balasmu
Tak henti menggenggam waktu yang membisu
Yang kutunggu tak kunjung tertuju

Aku keliru…
Ternyata semua sinyal palsu
Kamu yang selalu menjamu
Senyuman yang selalu kurindu
Bayang-bayang itu menipu
Bunga biru itu layu
Hancur runtuh diterpa bayu

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team