Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Amarah yang Terkendali

ilustrasi polisi
ilustrasi polisi (pexels.com/Muhammad Renaldi)

Jalan penuh dengan kobaran amarah
Bersatu dengan air mata yang perih
Namun api yang dibiarkan tanpa kendali
Hanya meninggalkan abu di tanah sendiri

Angin berhembus membawa petunjuk
Tak semua suara lahir dari kekerasan
Ada yang datang dengan sangat pelan
Mengalir tenang namun menusuk perlahan

Biarlah kita marah dengan bijaksana
Marah yang tak buta oleh hasutan
Sebab bangsa yang besar bukan karena amarahnya
Melainkan karena hatinya yang tetap terkendali

Maka kendalikan bara dalam jiwa
Jadikan ia nyala yang meneguhkan
Agar bangsa ini tetap berdiri tegak
Tanpa terbakar oleh dirinya sendiri

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Berbagi Batas

07 Des 2025, 14:07 WIBFiction
ilustrasi menghadiri konser (pexels.com/Mantas Hesthaven)

[PUISI] Mendamba Atensi

07 Des 2025, 05:04 WIBFiction
ilustrasi embun

[PUISI] Di Atas Daun

06 Des 2025, 21:07 WIBFiction
Beaded Bracelet with a Handwritten Letter

[PUISI] Gelang Biru

06 Des 2025, 10:07 WIBFiction
ilustrasi berdoa

[PUISI] Gaduh di Langit

06 Des 2025, 05:15 WIBFiction
Ilustrasi Merindukan Keluarga

[PUISI] Riang Tanpa Suara

05 Des 2025, 05:15 WIBFiction
ilustrasi memeluk diri sendiri

[PUISI] Sakit Terpendam

05 Des 2025, 05:04 WIBFiction
gambar perempuan

[PUISI] Di Ceruk Matamu

04 Des 2025, 11:07 WIBFiction
ilustrasi seorang perempuan berjalan ke arah kereta

[PUISI] 24 Jam

04 Des 2025, 05:04 WIBFiction