[PUISI] Mengetuk Pintu

Di lorong panjang yang tak berujung
Melangkahlah sosok berwajah murung
Dipanggulnya harapan yang terkurung
Dari setiap pintu yang ia lewati
Semua terlihat terkunci
Tertutup rapat, dengan sepi yang pekat
Ia mencoba mengetuk perlahan,
dengan tangan yang penuh beban.
Ia mencoba mengetuk berulang
dengan tekad sekuat pedang
Namun, tak ada jawaban di sana
Putus asa pun menyapa
Sosok itu hampir berpaling
Mengakhiri perjalanan yang asing
Berapa banyak pintu yang harus diketuk?
Berapa lama lagi ia bertahan tanpa peluk?
Saat hampir menyerah
Matanya terpaku pada celah
Berlari ia berlari ...
Tersandung ia tersandung
Berlari ia berlari ...
Termenung ia termenung
Berlari ia berlari ...
Kembali ia kembali
Mencoba melihatnya lagi
Ternyata,
ada satu pintu belum tertutup,
ia masih menyambut yang hidup
Ternyata,
di antara ribuan yang menolak
ada satu pintu yang menyambut,
untuk jiwa pantang menyerah
Sosok itu pun berjanji,
selama masih ada pintu
akan ia ketuk satu persatu
Sosok itu pun berjanji,
di lorong panjang yang tak berujung
mimpinya tak berhak terkurung
Sosok itu pun berjanji,
selama waktu belum berhenti
harapannya berhak menjadi pasti