Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Merindu

Seorang perempuan sedang melamun (pexels.com)

Dua minggu lalu...
kita sempat tertawa di bawah matahari jingga
setiap lekuk wajahmu sungguh membuat aku candu
tapi sore ini sunyi
tiada canda, hanya ada rindu

Tatkala pagi bertakhta...
di sana embun-embun berebut tempat di atas ranting
sungai tetap mengalir
jagat raya tetap sibuk
semesta tetap bersemangat
tapi seperti mawar yang layu, aku rapuh tanpamu

Merindu akan ciuman itu, kusentuh bibir ini
Merindu akan hangatnya dekapan itu, kupeluk tubuh ini
Begitu caraku membalut luka
Begitu kulukiskan sesalku yang mendamba ingin kembali bersama

Oh kasih yang menebarkan serbuk cinta
mengapa langkahmu melesat secepat kilat?
tahukah engkau?
hari demi hari nafsku kian sesak
jutaan rindu telah kuucap bersama doa kupanjat
Namun, sepertinya alam sudah tak sanggup membawamu kembali padaku

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Akromah Zonic
EditorAkromah Zonic
Follow Us