[PUISI] Negeri Lima Putaran

Bajingan, aku ketagihan,
tangan gemetar, mata enggan terpejam,
di layar kecil harapan digulirkan,
dalam lima putaran terakhir kehidupan.
Tabungan masa depan jadi angka,
ditekan, diputar, berharap mukjizat,
scatter tak kunjung datang,
hanya hutang yang mengetuk di pagi buta.
Aku tak pantas ke Las Vegas,
tak cukup tajam untuk meja taruhan,
tapi cukup bodoh untuk pinjol,
yang datang dengan senyum, pergi dengan ancaman.
Mata elang terbang rendah,
menyisir sisa-sisa jiwa,
foto-foto tersebar luas,
aib dijadikan barang dagangan.
Tuhan, apa yang terjadi?
Negeri ini berdiri di atas kartu,
berjalan di atas angka,
terperangkap dalam putaran tanpa akhir.
Judi bukan hanya permainan,
ia menjelma kutukan,
menelan mimpi satu per satu,
hingga yang tersisa hanya sunyi dan sesal.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.